Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suka dan Duka Ngekost, Hidup di Kota Orang

Ngekos, indekos, kost-kostan, atau koskosan adalah hal yang selalu diinginkan oleh sebagian besar calon mahasiswa/i. Alasannya karena ingin mencoba hidup mandiri, tidak mau menyusahkan keluarga, maunya dikasih jajan bulanan, bisa lebih bebas pulang tengah malam atau kapan saja dll. Begitu, kan?

Baik, di sini saya akan menceritakan pengalaman suka dan dukanya ngekost seorang Arief Ghozaly. Apapun yang saya tulis di sini, sedikit banyaknya akan sobat rasakan juga nanti.

Suka dan Duka Ngekost, Hidup di Kota Orang
99.co

Perhatian: Selama saya ngekost, kebetulan situasinya saat itu saya punya penghasilan, bukan mahasiswa melainkan bekerja di sebuah instansi pemerintahan. Ya, betul, saya mencari nafkah di kota orang.

Rindu Orang Tua


Salah satu masalah yang sering dialami oleh orang-orang yang baru merantau adalah rindu orang tua. Saya yakin, 2 - 3 bulan pertama sejak meninggalkan rumah adalah momen-momen dimana hampir setiap harinya sobat akan ditelepon oleh orang tua, sekedar tanya kabar, sudah makan apa belum, dsb.

Permasalahan ini cuma terjadi di awal-awal ya sob. Setelah setahun - dua tahun, semuanya akan terasa biasa saja, kok. Perlahan tapi pasti, sobat akan menjadi pribadi yang lebih menguasai diri, menahan diri, bisa lebih bijak dan lebih bisa bersabar.

Jika sudah waktunya bulan Ramadhan atau Idul Fitri/Adha, mudik akan menjadi prioritas utama sobat.

Merasa Selalu Tidak Cukup Uang


Ngekos itu pendewasaan diri, baik yang sudah berpenghasilan maupun tidak. Sobat yang sudah bekerja pun, berkemungkinan kalang kabut begitu mengatur keuangan di luar kota sendirian. Dimulai dari bayar tagihan sewa koskosan, biaya makanan, token listrik, biaya laundry dsb.

Pemasukan dan pengeluaran harus diatur sendirian.

Buat mahasiswa dengan uang kiriman bulanan yang pas-pasan, hal ini bisa menjadi masalah. Sebenarnya tergantung ya... kalau gaya hidupnya hedon, uang seberapa pun tidak akan cukup. Syaratnya, tekan gaya hidup, semuanya akan baik-baik saja.

Bermasalah dengan Teman Kost


Dalam dunia indekos, bermasalah dengan teman kost merupakan bagian yang paling tidak enak. Awal mula masalahnya bisa saja dari pinjam sendal, pinjam motor, pinjam uang dsb; khususnya uang. Giliran ditagih, ada saja alasannya.

Buat sobat yang akan memasuki fase hidup ini, tolong, kalau ingin mengambil milik orang untuk sementara (meminjam), jangan lupa untuk minta izin. Oh iya, ada satu hal lagi yang tidak saya sukai dari dulu yakni teman minta pinjam motor. Setidaknya, ada 6 alasan yang saya takutkan:

  • Motor digadai demi sabu-sabu
  • Dipakai kebut-kebutan
  • Kalau kecelakaan susah dimintain ruginya
  • Kalau hilang dicuri, bingung dan ujung-ujungnya minta tanggung setengah-setengah
  • Belum tentu dijaga, misalnya diparkir di tempat panas tanpa teduhan

Semua itu belum lagi diperparah kalau misalkan motor tersebut belum lunas (kredit). Jadi, kalau sobat ingin meminjamkan motor ke orang, perhatikan dulu orang tersebut. Bisa dipercaya atau tidak.

Bapak dan Ibu Kost


Urusan bapak dan ibu kost, situasinya akan sangat berbeda antara saya dengan sobat. Manusia itu sulit ditebak. Punya sifat yang beragam.

Dulunya, koskosan saya dulu dimiliki dan dikelola oleh bapak dan ibu kost yang sudah tua, mungkin umurnya sekitaran 60-70 tahunan. Secara sifatnya ya dewasa, bijak, tenang, enak diajak ngobrol, dan mau berbagi makanan yang ada di dapur mereka. Cuma masalahnya adalah sering dimintai tolong, perbaiki pipa mesin air misalnya.

Kalau boleh menyarankan, cari koskosan yang mana pemiliknya itu sudah tua. Paling bisa diandalkan dalam keadaan tertentu, kasih sayangnya ada, selalu diberi nasihat, pengertian, ... ya bisa dibilang orang tua kedua sobat di perantauan.

Dalam Keadaan Sakit, Mau Mengadu ke Siapa?


Seperti yang saya katakan di atas, merantau itu pendewasaan diri. Dalam keadaan sakit, sobat harus siap. Siapnya kapan? Sebelum sakit. Contohnya, membeli obat-obatan untuk sakit yang dirasa umum. Sakit kepala, sakit gigi, mules dsb.

Kalau punya riwayat penyakit langganan, penting untuk menyediakan stok obat. Ambil contoh sakit lambung, maka obat yang harus disiapkan adalah Lansoprazole, Sucralfat, Grafadon, dan Domperidone.

Dalam perantauan, sebisa mungkin jangan memberatkan orang lain. Sedia obat lebih dulu jauh lebih baik dibandingkan merepotkan orang.
Arief Ghozaly
Arief Ghozaly Konten kreator artikel (writer/creator) sejak 2015.

Posting Komentar untuk "Suka dan Duka Ngekost, Hidup di Kota Orang"

Kontes Lomba Blog
Kontes Lomba Blog